Soal Uji Kompetensi UKOM Keperawatan
Soal Uji Kompetensi (UKOM) Keperawatan - Soal uji kompetensi perawat menjadi topik penting dikalangan mahasiswa keperawatan tentunya. Disini kami memberikan contoh soal ujian kompetensi lengkap dengan jawaban, pembahasan, serta simulasi try out khusus untuk mahasiswa keperawatan baik D3 maupun D4, tentunya demi meraih predikat Perawat Kompeten.
Uji kompetensi adalah kepanjangan dari Ukom. Ukom perawat merupakan suatu proses untuk menjamin perawat yang terdaftar memiliki kompetensi yang dipersyaratkan.
Tujuan dilakukannya Ukom terhadap lulusan baru secara nasional yaitu untuk menegakkan akuntabilitas professional perawat dalam menjalankan peran profesinya.
Tujuan lainnya yakni untuk menegakkan standar dan etik prosesi dalam praktek, serta melindungi kepercayaan masyarakat terhadap profesi perawat.
Kumpulan Soal Simulasi Uji Kompetensi (UKOM) Keperawatan
Berikut 40 Soal Simulasi Uji Kompetensi (UKOM) Ners yang kami sajikan (Jawaban, Pembahasan, Referensi, Tips Menjawab).
1. Seorang laki-laki berusia 26 tahun dibawa ke RS dengan kondisi nyeri (skala 6), dan luka pada lengan bawah kiri, dari hasil pemeriksaan klien didiagnosis Open Fraktur Radius Cominutif dekstra, direncanakan dilakukan OREF, Kondisi pasien saat ini, kesadaran CM, Hb = 10,5 mg%, BB 108 kg, TB 170 cm, TD 100/60 mmHg, RR 22 x/menit, N 100 x/menit, Suhu 37.8 0C. Pasien saat ini dirawat di bangsal untuk persiapan operasi. Seluruh kebutuhan perawatan diri pasien dibantu. Apakah masalah keperawatan utama pada kasus diatas?
A. Cemas
B. nyeri akut
C. hipertermia
D. hambatan mobilitas fisik
E. kerusakan integritas kulit
JAWABAN: B. Nyeri Akut
PEMBAHASAN RASIONAL:
Data yang menonjol pada kasus baik minor maupun mayor mendefinisikan adanya masalah nyeri. Pasien mengatakan merasakan adanya nyeri dengan skala 6 dengan adanya luka pada lengan bawah kiri.
Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang digambarkan sebagai kerusakan; awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan atau berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi.
TIPS MENJAWAB:
Fokus pada masalah utama pasien yaitu “pasien mengeluh nyeri dengan skala 6, dengan luka pada lengan kiri”. Abaikan pilihan jawaban yang tidak berfokus pada masalah utama pasien.
REFERENSI:
NANDA, 2018. Nursing Diagnoses: Definitions & Classification 2018-2020. Philadelphia: NANDA International.
2. Seorang perawat sedang melakukan pemeriksaan pada pasien CKB dengan peningkatan tekanan intracranial. Tanda vital manakah yang menunjukkan bahwa pasien mengalami peningkatan intracranial?
A. penurunan suhu tubuh, peningkatan kecepatan nadi, penurunan kecepatan nafas, dan peningkatan tekanan darah.
B. peningkatan suhu tubuh, kecepatan nadi, irama nafas, dan peningkatan tekanan darah.
C. peningkatan suhu tubuh, kecepatan nadi, penurunan tekanan darah dan irama nafas.
D. penurunan suhu tubuh, penurunan kecepatan nadi, irama nafas meningkat, tekanan darah menurun.
E. peningkatan suhu tubuh, penurunan kecepatan nadi, irama nafas, peningkatan tekanan darah.
JAWABAN: E. peningkatan suhu tubuh, penurunan kecepatan nadi, irama nafas, peningkatan tekanan darah.
PEMBAHASAN RASIONAL:
Cedera kepala berat atau trauma kepala berat merupakan perlukaan pada kepala yang mengakibatkan terganggunya fungsi otak akibat pukulan atau sentakan keras pada kepala. Cedera kepala dapat meningkatkan tekanan di intrakranial, yang biasanya ditandai dengan peningkatan suhu tubuh, penurunan kecepatan nadi, irama nafas, peningkatan tekanan darah, bahkan hingga penurunan kesadaran.
TIPS MENJAWAB:
Abaikan pilihan A dan D karena tekanan intracranial akan meningkatkan suhu tubuh akibat disfungsi hipotalamus.
Pada tekanan intrakranial akan menurunkan kecepatan nadi sebagai kompensasi karena tingginya tekanan darah.
REFERENSI:
Dewanto, G. dkk. 2009. Paduan Praktis : Diagnosa & Tata Laksana Penyakit Saraf Bab 2 Hal 12. Jakarta: ECG
Batticaca, F.B. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Persarafan hal. 136. Jakarta: Salemba Medika
3. Seorang wanita berusia 45 tahun dirawat dengan keluhan nyeri pada ibu jari kaki kiri sejak 1 minggu disertai benjolan pada bagian yang nyeri sejak 5 bulan yang lalu. Pemeriksaan fisik ditemukan benjolan dengan diameter 3cm, laboratorium kadar asam urat darah sebesar 7 mg/dL. Apakah diagnosis pasien tersebut?
A. Osteoarthritis
B. Gout arthritis
C. sinovitis vilonodul
D. arthritis rheumatoid
E. arthritis tuberculosis
JAWABAN: B. Gout arthritis
Pembahasan RASIONAL:
Gout arthritis adalah peradangan yang menimbulkan nyeri dan terjadi ketika terlalu banyak asam urat yang mengkristal dan menumpuk pada sendi.
Gejala gout berupa sakit parah, kemerahan, dan bengkak pada sendi, biasanya jempol kaki. Serangan bisa datang tiba-tiba, biasanya pada malam hari.
TIPS MENJAWAB:
Fokus pada masalah pasien, yaitu “nyeri pada ibu jari kaki kiri disertai benjolan” dengan didukung hasil laboratorium asam urat sebesar 7 mg/dL (diatas rantang normal orang dewasa), makan akan ditemukan jawaban yang sesuai.
REFERENSI:
Brunner & Suddarth. 2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol 2. Jakarta : ECG
4. Ny.K umur 35 tahun dirawat dengan nyeri kepala hebat skala 8. Pasien sempat kejang 2x disertai muntah-muntah. Beberapa jam perawatan, pasien mengalami penurunan kesadaran. Hasil CT-Scan : abses cerebri lobus frontoparietalis kanan disertai edema. Apakah pengkajian yang harus dilakukan perawat sesuai dengan kasus?
A. Memasang oksigen
B. Pantau peningkatan TIK
C. Pengkajian nervus cranial
D. Pengkajian riwayat infeksi
E. Mengobservasi tingkat kesadaran
JAWABAN: B. Pantau peningkatan TIK
PEMBAHASAN RASIONAL:
Pada pasien dengan penurunan kesadaran (riwayat kejang) perlu dilakukan pematauan peningkatan TIK yang bertujuan sebagai tindakan kewaspadaan terjadinya iskemik pada otak yang selanjutnya akan terjadi edema serebri. Pemantauan peningkatan TIK dapat dilihat dari TTV pasien, perubahan pupil.
TIPS MENJAWAB:
Fokus pada “pengkajian yang harus dilakukan perawat sesuai dengan kasus” maka pilihan jawaban A tidak tepat.
Lihat kembali kasus, dimana pasien dalam kondisi penurunan kesadaran dengan sebelumnya mengalami kejang, maka pilihan jawaban B dan E bisa dilewati. Pilihan jawaban C dan D bisa dipilih namun lihat kembali kasus pasien dirawat karena nyeri kepala berat, maka akan ditemukan jawaban yang tepat.
REFERENSI:
Batticaca,F.B. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta: Salemba Medika.
5. Wanita berusia 45 tahun mengalami nyeri dada disertai perasaan mual, muntah, sesak dan pusing. Dialami sejak satu jam yang lalu dan tidak reda, pada saat pengkajian didapatkan pasien mengeluh nyeri dada sebelah kiri menjalar ke lengan kiri, jantung terasa berdebar, akral dingin, TD 130/100 mmHg, frekuensi nadi 100 x/menit, RR 20 x/menit, suhu tubuh 36,50C. Hasil pemeriksaan EKG menunjukkan gelombang T terbalik dan depresi segmen ST. Apakah masalah keperawatan utama pada kasus diatas?
A. Nyeri akut
B. Kecemasan
C. Penurunan curah jantung
D. Ketidakefektifan pola nafas
E. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
JAWABAN: C. Penurunan curah jantung
PEMBAHASAN RASIONAL:
Data yang menonjol pada kasus baik minor maupun mayor mendefinisikan adanya masalah pada penurunan curah jantung. Klien mengeluh nyeri dada, sesak dan pusing, TD 130/100 mmHg, akral dingin, dan hasil EKG menunjukkan gelombang T terbalik dan depresi segmen ST.
Penurunan curah jantung adalah ketidak adekuatan jantung memompa darah untuk mencapai kebutuhan metabolisme tubuh.
TIPS MENJAWAB: Fokus pada masalah utama pasien yaitu “pasien mengeluh nyeri dada, sesak dan pusing, TD 130/100 mmHg, akral dingin”. Abaikan pilihan jawaban B, D dan E karena kurang tepat sesuai dengan keluhan pasien.
Lihat kembali kasus, walaupun keluhan awal pasien nyeri dada, namun terdapat keluhan lainnya yang perlu diperhatikan untuk mengangkat diagnosa keperawatan yang tepat.
REFERENSI:
NANDA, 2018. Nursing Diagnoses : Definitions & Classification 2018-2020. Philadelphia: NANDA International.
6. Seorang laki-laki berusia 55 tahun dirawat diruang penyakit dalam dengan IMA. Pada pengkajian didapatkan TD 130/80 mmHg, Nadi 90 x/menit, RR 22 x/menit. Perawat mengajarkan dan mendorong pasien untuk melakukan latihan kaki dan ambulasi. Apakah tujuan latihan yang dilakukan perawat tersebut?
A. mencegah konstipasi
B. mencegah luka tekan
C. mencegah serangan jantung berulang
D. mencegah DVT (Deep Vein Thrombosis)
E. mencegah atrofi pada ekstrimitas
JAWABAN: D. mencegah DVT (Deep Vein Thrombosis)
PEMBAHASAN RASIONAL:
Infark Miokard Akut adalah kematian sel-sel miokard yang terjadi akibat kekurangan oksigen berkepanjangan yang bersifat sementara dan reversibel. Penyebabnya dalah penurunan suplai darah ke jantung akibat penyempitan aterosklerosis atau penyumbatan total arteri oleh emboli atau trombus yang bisa disebabkan karena syok atau perdarahan. Gejala yang khas adalah nyeri dada seperti diremas-remas, ditekan, ditusuk dan panas yang dapat menjalar ke tangan, leher punggung dan epigastrium. Penatalaksanaan keperawatan pada pasien dengan IMA antara lain pembatasan aktivitas fisik yang dilakukan untuk mengurangi beban kerja jantung, namun dalam hal ini perawat perlu untuk melatih pola aktivitas yang dilakukan secara bertahap dari tingkat aktivitas seperti bangun dari kursi, ambulasi dan istirahat selama 1 jam setelah makan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya DVT (Deep Vein Trombosis) akibat adanya statis aliran darah karena istirahat total.
TIPS MENJAWAB:
Abaikan pilihan jawaban A,B dan C karena tujuannya tidak sesuai dengan kondisi pasien. Lihat kalimat “mengajarkan dan mendorong pasien untuk melakukan latihan kaki dan ambulasi” dan didukung dengan diagnosa pasien yaitu IMA (Infark Miokard Akut) yang mana hal tersebut berhubungan dengan kardiovaskuler.
REFERENSI:
Price, S.A dkk. 2006. Patofisiologi. Jakarta: EGC Brunner & Suddarth. 2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol 2. Jakarta : ECG
7. Seorang laki-laki umur 50 tahun, dirawat dengan keluhan lemah, haus. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 80/65 mmHg, Nadi 120 x/menit lemah dan dalam, muntah, mukosa mulut kering, turgor menurun, kesadaran apatis, kulit dingin, mata cekung, BB 50 kg. Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan kalium 2,9 mEq/L, Na 123 mEq/L. Apakah masalah keperawatan utama pada pasien diatas?
A. Resiko kerusakan membrane mukosa oral
B. Kekurangan volume cairan
C. Kelebihan volume cairan
D. Nyeri akut
E. Muntah
JAWABAN: B. Kekurangan volume cairan
PEMBAHASAN RASIONAL:
Data yang menonjol pada kasus baik minor maupun mayor mendefinisikan adanya masalah pada volume cairan yang kurang. Keluhan keluhan lemah, haus, Nadi lemah dan dalam, muntah, mukosa mulut kering, turgor menurun, kesadaran apatis, kulit dingin, mata cekung.
Kekurangan volume cairan adalah penurunan cairan intravaskuler, interstesial dan atau intraseluler yang mengacu pada kondisi dehidrasi, kehilangan cairan saja tanpa diikuti perubahan pada natrium.
TIPS MENJAWAB:
Fokus pada masalah utama pasien yaitu “lemah, haus, Nadi lemah dan dalam”.
Abaikan pilihan jawaban A, C, D dan E karena kurang tepat sesuai dengan keluhan pasien.
REFERENSI:
NANDA, 2018. Nursing Diagnoses : Definitions & Classification 2018-2020. Philadelphia: NANDA International.
8. Seorang laki – laki berusia 54 tahun dirawat di Rumah Sakit dengan diagnosa medis dermatitis seboroik. Pasien mengeluh nyeri pada seluruh tubuh sehingga tidak bisa tidur nyenyak dengan skala nyeri 5 (rentang 1-10). Pasien sering bertanya kapan bisa pulang. Hasil pemeriksaan fisik: TD:150/100 mmHg, Nadi: 126x/menit, RR: 28x/menit, Suhu: 36,8oC. Pasien tampak sering menguap, konjungtiva pucat dan tampak lingkaran hitam disekitar mata. Apakah masalah keperawatan utama yang muncul pada pasien diatas?
A. Cemas
B. Nyeri akut
C. Gangguan pola tidur
D. Kurang pengetahuan
E. Kerusakan integritas kulit
JAWABAN: B. Nyeri akut
PEMBAHASAN RASIONAL:
Dermatitis seboroik adalah penyakit dermatitis kronik yang ditandai dengan kemerahan dan sisik yang terjadi pada area dimana aktivitas kelenjar sebasea paling aktif, seperti wajah dan kulit kepala, area presternal, dan lipatan tubuh.
Dermatitis seboroik tidak memengaruhi kesehatan tubuh secara keseluruhan. Pada umumnya dermatitis seboroik memiliki gejala dimana pasien mengeluhkan kulit kepala terasa gatal atau seperti terbakar hingga nyeri dan mengganggu kenyamanan dan pola tidur.
TIPS MENJAWAB:
Fokus pada : masalah keperawatan utama.
Pada kasus di atas pasien mengeluh nyeri seluruh tubuh dengan skala 5 hingga tidak bisa tidur nyenyak, hal ini menunjukkan pasien mengalami nyeri sedang yang perlu penanganan segera.
Pilihan jawaban A, C, E kurang tepat karena tidak ada data mendukung yang ditampilkan.
Pilihan jawaban C bisa saja menjadi jawaban dilihat dari data: Pasien tampak sering menguap, tampak lingkaran hitam disekitar mata, tidak bisa tidur nyenyak, namun masalah keperawatan prioritas adalah nyeri dimana dapat menangani gangguan pola tidur yang dialami.
REFERENSI:
Murlistyarini,S. dkk. 2018. Intisari Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin. UB Press.
9. Seorang laki-laki usia 35 tahun dirawat dengan TB aktif, pasien adalah perokok berat sejak SMA, dari hasil pemeriksaan didapatkan RR 24 x/menit, ronchi kanan/kiri paru, produksi sputum banyak, IMT 16, tampak pucat dan terlihat sesak serta kelelahan. Apakah prioritas diagnose keperawatan yang tepat?
A. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.
B. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan hipermetabolik.
C. gangguan pertukaran gas berhubungan dengan infeksi bronchial.
D. ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan akumulasi sekret
E. Resiko infeksi
JAWABAN: D. ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan akumulasi sekret.
PEMBAHASAN RATIONAL:
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas didefinisikan sebagai ketidakmampuan membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran nafas untuk mempertahankan bersihan jalan nafas dengan faktor yang berhubungan adalah mukus yang berlebihan, sekresi yang tertahan.
Pada kasus tersebut di atas, data-data dominan menunjukkan data yang terkait dengan masalah jalan nafas. Data seperti RR 24 x/menit, ronchi kanan/kiri paru, produksi sputum banyak, dan terlihat sesak.
TIPS MENJAWAB:
Perhatikan subjek, klien mengalami gangguan pernafasan dengan kalimat “RR 24 x/menit, ronchi kanan/kiri paru, produksi sputum banyak, dan terlihat sesak“. Pilihan data yang tepat akan mengarahkan anda pada jawaban yang benar.
REFERENSI:
NANDA, 2018. Nursing Diagnoses : Definitions & Classification 2018-2020. Philadelphia: NANDA International
10. Seorang laki-laki berusia 25 tahun baru saja dipindahkan dari unit gawat darurat karena mengalami kecelakaan lalu lintas ke ruang
perawatan neurologi. Pasien menjawab saat dipanggil namanya dan berkata bahwa ia sangat mengantuk dan pusing. Skor Glasgow Coma Scale (GCS) 12, terdapat luka di kepala yang telah ditutup dan tidak menunjukan tanda perdarahan yang berlanjut. Apa implementasi keperawatan utama pada kasus tersebut?
A. Meninggikan posisi kepala
B. Perawatan luka berkala
C. Membatasi gerakan pasien
D. Mengobservasi skor GCS
E. Mengobservasi perdarahan
JAWABAN: A. Meninggikan posisi kepala
PEMBAHASAN RASIONAL:
Klinis yang paling umum di mana peningkatan TIK ditemui dan dipantau adalah pada cedera kepala, dimana beberapa mekanisme menyebabkan perubahan volume
intrakranial. Cedera kepala dapat dinilai berdasarkan nilai GCS.
CKR: GCS 14-15, CKS: GCS 9-13, CKB: GCS 3-8
Gejala Peningkatan TIK
Gejala yang umum dijumpai pada peningkatan TIK :
Sakit kepala merupakan gejala umum pada peningkatan TIK. Sakit kepala terjadi karena traksi atau distorsi arteri dan vena dan duramater akan memberikan gejala yang berat pada pagi hari dan diperberat oleh aktivitas, batuk, mengangkat, bersin.
Muntah proyektil dapat menyertai gejala pada peningkatan TIK.
Edema papil disebabkan transmisi tekanan melalui selubung nervus optikus yang berhubungan dengan rongga subarakhnoid di otak. Hal ini merupakan indikator klinis yang baik untuk hipertensi intrakranial.
Defisit neurologis seperti didapatkan gejala perubahan tingkat kesadaran; gelisah, iritabilitas, letargi; dan penurunan fungsi motorik.
Bila peningkatan TIK berlanjut dan progresif berhubungan dengan penggeseran jaringan otak maka akan terjadi sindroma herniasi dan tanda-tanda umum Cushing’s triad (hipertensi, bradikardi, respirasi reguler) muncul. Pola nafas akan dapat membantu melokalisasi level.
TIPS MENJAWAB:
Anda dapat mengeliminasi jawaban B dan E karena disebutkan bahwa terdapat luka di kepala yang telah ditutup dan tidak menunjukan tanda perdarahan yang berlanjut. Jawaban D penting untuk pemantauan status kesadaran . Jawaban C lebih bertujuan membatasi gerakan bertujuan mengurangi penggunaan energi.
Fokus utama Anda adalah pada cedera kepala yang mengakibatkan munculnya gejala peningkatan TIK, maka meninggikan area kepala adalah pilihan yang tepat karena bertujuan menurunkan tekanan intra kranial.
REFERENSI:
Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik.
11. Seorang perempuan berusia 25 tahun dirawat di unit luka bakar karena mengalami luka bakar akibat tersiram air panas. Hasil pengkajian menunjukkan adanya luka bakar pada ekstremitas kiri dan kanan dengan kondisi luka: jaringan granulasi mulai terbentuk, permukaan luka tampak kemerahan dan pinggir luka rapi, tidak ada pus dan tidak terdapat jaringan nekrosis. Apakah fase penyembuhan luka tersebut?
A. Inflamasi
B. Proliferasi
C. Maturasi
D. Epitelisasi
E. Remodeling
JAWABAN: B. Proliferasi
PEMBAHASAN RASIONAL:
Fase pemyembuhan luka dimulai sejak terjadinya cedera padakulit. Ada 4 fase yaitu:
Hemostasis: fase vascular terjadi setelah kerusakan jaringan.
Inflamasi: terjadi dilatasi pembuluh darah disekitar luka menimbulkan eritema lokal, edema, panas dan terkadang gangguan fungsional.
Proliferasi: pada fase ini terjadi pertumbuhan jaringan baru melalui 3 proses yaitu granulasi, kontraksi luka dan epitelisasi. Pada fase ini jaringan granulasi mulai terbentuk, permukaan luka tampak kemerahan dan pinggir luka rapi, tidak ada pus dan tidak terdapat jaringan nekrosis.
Maturasi: setelah epitelisasi selesasi, jaringan yang baru mengalami “remodeling”.
TIPS MENJAWAB:
Eliminasi terlebih dahulu jawaban D dan E karena serupa dan bagian dari salah satu fase penyembuhan luka yaitu maturasi.
Perhatikan penanda kalimat “jaringan granulasi mulai terbentuk, permukaan luka tampak kemerahan dan pinggir luka rapi” kalimat ini akan mengarahkan Anda pada jawaban yang tepat
REFERENSI:
Brunner & Suddarth. 2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol 2. Jakarta : ECG.
12. Seorang laki-laki berusia 45 tahun dirawat dengan keluhan nyeri tungkai dan kaki. Dari hasil pengkajian, pasien sering merasa lelah disertai dengan rasa haus terus-menerus karena pasien sering kencing terutama pada malam hari sehingga pasien sulit untuk tidur, turgor kulit tidak elastic, pasien juga mengeluh malas makan, TD 90/60 mmHg,N 110 x/menit , RR 20 x/menit, suhu 37.70C. Hasil laboratorium GDS 304 mg/dL, HbA1c 8.
Apakah masalah keperawatan utama pada kasus diatas?
A. Kelelahan
B. Gangguan pola tidur
C. Gangguan rasa nyaman
D. Kekurangan volume cairan
E. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
JAWABAN: D. Kekurangan volume cairan
PEMBAHASAN RASIONAL:
Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya . Gejala klasik
diabetes melitus diantaranya adalah poliuria (sering berkemih), polidipsi (timbul/sering merasa haus)dan polifagi (timbul/sering merasa lapar)disertai dengan kadar gula darah sewaktu ≥200 mg/dl dan HbA1C > 4.
Kekurangan volume cairan didefinisikan sebagai penurunan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler. Ini mengacu pada dehidrasi, kehilangan cairan saja tanpa perubahan kadar natrium. Faktor yang berhubungan adalah kegagalan mekanisme regulasi dan kehilangan cairan aktif, yang dapat ditandai dengan haus, kelemahan, kulit kering, membran mukosa kering, peningkatan frekuensi nadi dan sebagainya.
TIPS MENJAWAB:
Fokus pada data “pasien mengatakan rasa haus terus-menerus karena pasien sering kencing terutama pada malam hari, turgor kulit tidak elastic”.
Tanda tersebut merupakan tanda dominan pada kekurangan volume cairan. Maka masalah keperawatan yang paling sesuai adalah kekurangan volume cairan.
REFERENSI:
Brunner & Suddarth. 2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol 2. Jakarta : ECG
13. Seorang pasien laki-laki berusia 74 tahun dirawat dengan keluhan batuk dan sesak napas. Hasil pengkajian didapatkan suara nafas wheezing, TD: 140/90 mmHg, frekuensi nafas 26x/menit, frekuensi nadi 92x/menit, SpO2 95%. Pasien dilakukan nebulisasi.
Apakah evaluasi setelah dilakukan tindakan tersebut?
A. Menghitung nadi
B. Mengukur saturasi
C. Menanyakan respon verbal
D. Mengukur tekanan darah
E. Mengkaji suara napas
JAWABAN: E. Mengkaji suara napas
PEMBAHASAN RASIONAL:
Pada kasus tersebut di atas masalah utama pada pasien ditemukan kesulitan mengeluarkan sekret yang ditandai dengan sesak nafas disertai suara wheezing sehingga dilakukan tindakan kolaboratif terapi inhalasi yaitu nebulasi.
Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam saluran respiratorik atau saluran pernapasan. Hal penting sebelum dan sesudah melakukan tindakan kolaboratif pemberian terapi inhalasi menggunakan alat nebulizer adalah mengkaji/evaluasi suara napas pasien.
TIPS MENJAWAB:
Perhatikan pertanyaan dalam soal yang memfokuskan pada evaluasi dari tindakan nebulasi, yaitu sekret akan berkurang yang ditandai dengan suara nafas yang
normal (mengkai suara nafas).
REFERENSI:
Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik.
14. Perempuan usia 42 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri pada sendi bahu dengan skala nyeri 6, rasa panas dan sulit tidur. Pasien tidak mampu melakukan kegiatan sehari-hari karena nyeri tersebut. Hasil pengkajian fisik : TD 130/80 mmHg, Nadi 80 x/menit, RR 18 x/menit, BB 66kg, TB 160cm.
Apakah tindakan keperawatan mandiri yang dilakukan pada kasus tersebut?
A. Anjurkan penurunan berat badan
B. Latihan angkat beban ringan
C. Lakukan kompres hangat
D. Berikan analgetik
E. Lakukan massase
JAWABAN: C. Lakukan kompres hangat
PEMBAHASAN RASIONAL:
Rheumatoid Arthritis adalah penyakit inflamasi sistemik yang menyerang membran sinovial dari persendian dan ditandai dengan nyeri serta lemah dan bengkak pada sendi-sendi
terutama pada jari-jari tangan, pergelangan tangan, siku dan lutut. Penyebab utama belum diketahui, namun diduga berasal dari faktor genetik yang dapat menganggu daya
tahan tubuh. Sebagai perawat yang dapat dilakukan untuk mengatasi pasien dengan keluhan nyeri RA dapat dilakukan dengan mengkompres bagian yang nyeri dengan kompres hangat dimana suhu hangat akan memperlebar pembuluh darah sehingga aliran darah dan siplasi oksigen akan mudah tercapai ke daerah yang mengalami nyeri.
TIPS MENJAWAB:
Perhatikan kalimat utama yang menunjukkan keluhan px saat ini, yaitu “nyeri pada sendi bahu dengan skala nyeri 6, rasa panas”.
Pilihan jawaban A, B, dan E kurang tepat untuk mengatasi masalah utama pada klien. Pilihan jawaban D sebenarnya dapat diberikan, namun bukan tugas perawat namun hanya dilakukan jika diberikan delegasi oleh dokter.
REFERENSI:
Fanada, Mery. 2012. Pengaruh Kompres Hangat dalam Menurunkan Skala Nyeri pada Lansia yang mengalami Nyeri Rematik di Panti Sosial Tresna Werdha Teratai Palembang.
Brunner & Suddarth. 2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol 2. Jakarta : ECG.
15. Seorang pria berusia 35 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan keracunan baygon 2 jam yang lalu. Pasien saat ini terpasang NGT untuk mengeluarkan cairan lambung. Pada saat pemasangan NGT pasien tampak mual dan ingin muntah.
Apakah tindakan yang dilakukan perawat selanjutnya sesuai kasus diatas?
A. Mengeluarkan selang NGT
B. Menambahkan lidocain jelly
C. Menghentikan prosedur sementara
D. Menganjurkan klien untuk menelan
E. Menekan ujung NGT hingga masuk
JAWABAN: C. Menghentikan prosedur sementara
PEMBAHASAN RASIONAL:
Prosedur pemasangan NGT diawal dengan mengukur panjang selang NGT dari ujung daun telinga lurus kehidung kemudian turun ke prosesus sipoidius. Kemudian mengoleskan jelly ke ujung selang NGT dan memasukkan ke lubang hidung yang bebas (tanpa ada sumbatan) secara perlahan dengan posisi kepala pasien sedikit tengadah ke belakang untuk memudahkan selang NGT masuk. Minta pasien untuk menelan untuk membantu selang masuk ke esofagus. Dalam hal ini perlu diperhatikan, jika pasien tiba-tiba mual atau ingin muntah, agar prosedur dihentikan sementara agar tidak terjadi aspirasi. Kemudian prosedur dapat dilanjutkan jika pasien sudah membaik dan tetap memperhatikan kondisi pasien saat memasukkan selang NGT secara perlahan.
TIPS MENJAWAB:
Fokus pada pertanyaan “tindakan yang dilakukan perawat selanjutnya” pada kasus dimana pasien ingin mual dan muntah saat pemasangan NGT.
Pilihan jawaban A, D dan E dirasa kurang tepat karena dapat memperburuk kondisi pasien.
Pilihan jawaban B juga tidak cocok untuk menjawab pertanyaan dilihat dari kasus.
REFERENSI:
Asmadi, 2008. Teknik Prosedural Keperawatan : Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika.
16. Seorang perempuan berusia 24 tahun datang ke poliklinik mengeluhkan diare dan sakit perut sejak satu hari yang lalu. Hasil pengkajian: perut teraba tegang, bising usus 25x/ menit dan diare 6-8 kali, turgor kulit tidak elastis, frekuensi nadi 110x/menit dan TD 125/80mmHg.
Apa intervensi keperawatan yang harus dilakukan pada kasus tersebut?
A. Manajemen nyeri
B. Pemantauan tanda vital
C. Pengukuran produksi urin
D. Pemasangan cairan intra vena
E. Pemeriksaan karakteristik feses
JAWABAN: D. Pemasangan cairan intra vena
PEMBAHASAN RASIONAL:
Kekurangan volume cairan didefinisikan sebagai penurunan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler. Ini mengacu pada dehidrasi, kehilangan cairan saja tanpa perubahan kadar natrium. Faktor yang berhubungan adalah kegagalan mekanisme regulasi dan kehilangan cairan aktif, yang dapat ditandai dengan haus, kelemahan, kulit kering, membran mukosa kering, peningkatan frekuensi nadi, dsb.
Manajemen nyeri dilakukan untuk memberikan rasa nyaman. Perubahan tanda vital memberikan informasi kondisi sistem kardiovaskuler. Penurunan produksi urin mengindikasikan penurunan volume cairan. Penurunan kesadaran, nadi cepat disebabkan karena kehilangan cairan melalui feses yang encer. Karakteristik feses memberikan info ada tidaknya kemungkinan infeksi saluran cerna.
TIPS MENJAWAB:
Fokus pada masalah utama pasien yaitu mengarah pada kekurangan cairan. Pilihan jawaban A, B, C, E kurang tepat karena tidak mampu mengatasi masalah utama pasien.
REFERENSI:
Muttaqin, Arif & Sari. 2010. Gangguan Gastrointestinal : Aplikasi Asuhan Keperawatan Medikal Bedah.
NANDA, 2018. Nursing Diagnoses : Definitions & Classification 2018-2020. Philadelphia: NANDA International.
17. Tuan C 29 tahun datang ke RS dengan keluhan kakinya sulit digerakkan dan mulai tidak terasa gerakannya, sering buang air besar dan buang air kecil tanpa disadari. Tuan H bekerja sebagai buruh panjat pohon kelapa, tujuh hari sebelumnya pasien terjatuh dari pohon kelapa dengan posisi duduk.
Apakah masalah keperawatan utama pada pasien?
A. Nyeri akut
B. Gangguan eliminasi
C. Kerusakan integritas kulit
D. Hambatan mobilitas fisik
E. Perubahan pola eliminasi urine
JAWABAN: D. Hambatan mobilitas fisik
PEMBAHASAN RASIONAL:
Data yang menonjol pada kasus baik minor maupun mayor mendefinisikan adanya hambatan pada mobilitas fisik. Pasien mengeluh tungkai kiri tidak bisa digerakkan akibat terjatuh dari pohon. Hasil pemeriksaan didapatkan adanya deformitas, fraktur tulang tibia sinistra.
Hambatan mobilitas fisik adalah keterbatasan pada pergerakan fisik tubuh satu atau lebih ekstrimitas secara mandiri dan terarah.
TIPS MENJAWAB:
Pilihan jawaban A dan C bisa dilewati karena data pada kasus kurang mengarah ke hal tersebut.
Cermati kembali kasus, dikatakan “keluhan kakinya sulit digerakkan dan mulai tidak terasa gerakannya, sering buang air besar dan buang air kecil tanpa disadari. Tuan H bekerja sebagai buruh panjat pohon kelapa, tujuh hari sebelumnya pasien terjatuh dari pohon kelapa dengan posisi duduk ”.
REFERENSI:
NANDA, 2018. Nursing Diagnoses : Definitions & Classification 2018-2020. Philadelphia: NANDA International.
18. Seorang perempuan berusia 20 tahun dirawat di ruang bedah paska debridemen karena fraktur tibia fibula dekstra tertutup pada hari ke dua. Pasien terpasang backslap yang dibalut dengan elastis verban. Hasil pengkajian: Pasien mengeluh nyeri dan CRT jari kaki kanan lebih dari dua detik, terasa baal dan nadi dorsalis pedis melemah.
Apa intervensi keperawatan prioritas pada kasus tersebut?
A. Melakukan pijatan pada jari
B. Memberikan kompres hangat
C. Melonggarkan ikatan bidai
D. Mempersiapkan pembedahan
E. Meninggikan kaki yang fraktur
JAWABAN: C. Melonggarkan ikatan bidai
PEMBAHASAN RASIONAL:
Prinsip Pembidaian, antara lain:
Pembidaian menggunakan pendekatan atau prinsip melalui dua sendi, sendi di sebelah proksimal dan distal fraktur.
Periksa dan catat ada tidaknya gangguan vaskuler dan neurologis (status vaskuler dan neurologis) pada bagian distal yang mengalami cedera sebelum dan sesudah pembidaian. (Cek PMS: Pulsasi, Motorik, dan Sensorik)
Beri bantalan yang lembut pada pemakaian bidai yang kaku. – Periksa hasil pembidaian supaya tidak terlalu longgar ataupun terlalu ketat sehingga menjamin pemakaian bidai yang baik. – Perhatikan respons fisik dan psikis pasien.
TIPS MENJAWAB:
Ingat hal penting prinsip pembidaian sebelum dan setelahnya. Kalimat “Pasien mengeluh nyeri dan CRT jari kaki kanan lebih dari dua detik, terasa baal dan nadi dorsalis pedis melemah” menjadi penanda adanya masalah pada karena ikatan bidai yang terlalu kuat dapat membendung secara komplit aliran darah ke bawah cedera.
Pilihan A, B, D, E kurang tepat karena tidak mengatasi masalah secara langsung. Pijatan pada jari bertujuan memberi rasa nyaman dan melancarkan sirkulasi darah. Kompres hangat bertujuan melebarkan pembuluh darah kapiler. Pembedahan bertujuan memperbaiki bentuk tulang yang patah. Sedangkan meninggikan kaki yang cedera bertujuan mengurangi bengkak.
REFERENSI:
Lukman & Ningsih. 2012. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Muskuloskeletal.
19. Pasien perempuan berusia 65 tahun, sudah 1 minggu dirawat diruang interna. Saat ini pasien mengeluh sesak, lemas, dan cemas akan
keadaannya. Hasil pengkajian didapatkan TD 160/110 mmHg, Nadi 114 x/menit, RR 36 x/menit, Suhu 370C, bibir pucat, akral dingin, terdengar bunyi ronchi dan saat ini terpasang nasal kanul 4l/menit. Hasil rontgen dada didapatkan adanya efusi pleura dan CTR 0.65.
Apakah masalah keperawatan utama pada kasus diatas?
A. Ansietas
B. Intoleransi aktifitas
C. Penurunan curah jantung
D. Kelebihan volume cairan
E. Gangguan pertukaran gas
JAWABAN: C. Penurunan curah jantung
PEMBAHASAN RASIONAL:
Data yang menonjol pada kasus baik minor maupun mayor mendefinisikan adanya masalah penurunan curah jantung . Pasien mengeluh sesak, lemas.
Penurunan curah jantung adalah ketidakadekuatan jantung memompa darah untuk mencapai kebutuhan metabolisme tubuh. Ditandai dengan perubahan kontraktilitas seperti ronchi basah, batuk, sesak nafas .
TIPS MENJAWAB:
Fokus pada kalimat “masalah keperawatan utama “.
Lihat kasus, “Pasien mengeluh sesak, lemas, Hasil rontgen dada didapatkan adanya efusi pleura”.
Pilihan jawaban A dan D bisa dilewati karena kurang cocok dengan kasus.
Pilihan jawaban B dan E dapat dipilih, namun tidak ada penjelasan yang lebih menjelaskan tanda dan gejala yang merujuk ke jawaban tersebut.
REFERENSI:
NANDA, 2018. Nursing Diagnoses : Definitions & Classification 2018-2020. Philadelphia: NANDA International.
20. Seorang laki-laki berusia 62 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan nyeri daerah leher menyebar ke punggung kiri dengan skala 6. Hasil pengkajian ditemukan sesak, terdapat ronchi pada kedua lapang paru, dan edema ekstremitas, gelisah, dan sulit tidur, di malam hari. TD 110/80 mmHg, frekuensi nadi 99x/menit, frekuensi nafas 28x/menit, SaO2 94%. Hasil EKG menunjukkan ST elevasi.
Apakah tindakan keperawatan yang tepat dilakukan pada kasus tersebut?
A. Kolaborasi pemberian nitrogliserin
B. Mengajarkan latihan nafas dalam
C. Menganjurkan pasien untuk rileks
D. Membatasi retensi cairan
E. Membatasi aktivitas
JAWABAN: A. Kolaborasi pemberian nitrogliserin
PEMBAHASAN RASIONAL:
Sumbatan akut pada pembuluh darah koroner sebagian besar disebabkan oleh ruptur plak ateroma pada arteri koroner yang diikuti oleh terjadinya trombosis, vasokonstriksi, reaksi inflamasi, dan mikroembolisasi distal. Sumbatan pembuluh darah koroner akan memunculkan gejala nyeri dada yang khas (angina), perubahan EKG (Q patologis, segmen ST elevasi, dan gelombang T meninggi atau menurun), serta kenaikan enzim otot jantung. Ciri yang disebutkan pada kasus tersebut adalah teradinya sumbatan pada pembuluh darah koroner. Tindakan yang tepat pada situasi ini adalah yang dapat menimbulkan dilatadi pembuluh darah koroner atau lisis sumbatan koroner. Nitro gliserin adalah regimen yang menimbulkan dilatasi koroner. Meminum obat nitrogliserin (veno dilatasi perifer dan koriner) 0,4-0,6 mg tablet secara syblingual 3-5 menit sebelum melakukan aktivitas juga bertujuan untuk mengantisipasi serangan angina.
TIPS MENJAWAB:
Perhatikan kalimat penanda “nyeri daerah leher menyebar ke punggung kiri dengan skala 6: (nyeri khas, “hasil EKG menunjukkan ST elevasi”. Hal ini menunjukkan ciri utama terjadinya sumbatan pada arteri koroner. Maka tindakan yang tepat dilakukan adalah pemberian nitrogliserin.
REFERENSI:
Muttaqin, A. 2012. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Kardiovaskular. Salemba Medika.
21. Seorang perempuan berusia 65 tahun dirawat dengan diagnosis DM tipe-2. Hasil pengkajian: pasien mengatakan sering BAK pada malam hari, turgor lama kembali, membran mukosa kering, lemah, sering merasa haus, dan lapar. TD: 110/70 mmHg, frekuensi nadi 104x/menit, frekuensi nafas 24x/menit, suhu 36,7o C.
Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut?
A. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
B. Kekurangan volume cairan
C. Gangguan pola eliminasi
D. Gangguan istirahat tidur
E. Intoleransi aktivitas
JAWABAN: B. Kekurangan volume cairan
PEMBAHASAN RASIONAL:
Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya . Gejala klasik diabetes melitus diantaranya adalah poliuria (sering berkemih), polidipsi (timbul/sering merasa haus)dan polifagi (timbul/sering merasa lapar)disertai dengan kadar gula darah sewaktu ≥200 mg/dl dan gula darah puasa ≥126 mg/dl.
Kekurangan volume cairan didefinisikan sebagai penurunan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler. Ini mengacu pada dehidrasi, kehilangan cairan saja tanpa perubahan kadar natrium. Faktor yang berhubungan adalah kegagalan mekanisme regulasi dan kehilangan cairan aktif, yang dapat ditandai dengan haus, kelemahan, kulit kering, membran mukosa kering, peningkatan frekuensi nadi, dan sebagainya.
TIPS MENJAWAB:
Fokus pada data “pasien mengatakan sering BAK (hilangnya cairan aktif) pada malam hari, mukosa bibir kering, turgor lama kembali, lemah, sering merasa haus”.
Tanda tersebut merupakan tanda dominan pada kekurangan volume cairan. Maka masalah keperawatan yang paling sesuai adalah kekurangan volume cairan.
REFERENSI:
Soegindo, S. 2007. Prinsip Pengobatan Dibetes Melitus, Insulin dan Obat Hipoglikemi Oral.
NANDA, 2018. Nursing Diagnoses : Definitions & Classification 2018-2020. Philadelphia: NANDA International.
22. Seorang perempuan berusia 23 tahun dirawat di ruang bedah dengan keluhan patah tulangnya yang tidak sembuh-sembuh. Hasil pengkajian pasien mengalami patah tulang tertutup pada daerah lengan kiri sejak 4 bulan yang lalu dan berobat ke dukun tulang tetapi tidak kunjung sembuh dan lama kelamaan ototnya mengalami pengecilan, saat dikaji kekuatan otot: pasien dapat mengangkat lengannya tetapi tidak dapat menahan tahanan.
Berapakah nilai kekuatan otot pada pasien tersebut?
A. 5
B. 4
C. 3
D. 2
E. 1
JAWABAN: C. 3
PEMBAHASAN RASIONAL:
Skala kekuatan otot:
0: tidak bergerak,
1: tampak gerakan otot tetapi tidak ada pergerakan sendi,
2: terdapat pergerakan sendi tetapi tidak bisa melawan gravitasi,
3: pergerakan dapat melawan gravitasi tetapi tidak dapat menahan tahanan,
4: pergerakan dapat menahan tahanan tetapi kurang dari normal,
5: kekuatan otot normal.
TIPS MENJAWAB:
Fokus langsung pada kekuatan otot.
Pasien dapat mengangkat lengannya tetapi tidak dapat menahan tahanan (kekuatan otot 3)
REFERENSI:
Brunner & Suddarth. 2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol 2. Jakarta : ECG.
23. Seorang perempuan berusia 41 tahun datang ke Poliklinik Onkologi untuk melakukan perawatan luka post operasi. Pasien mengatakan telah menjalani operasi pengangkatan payudara kiri pada 1 minggu yang lalu dan pasien mengatakan penampilannya menjadi berbeda dengan perempuan pada umumnya, pasien mengatakan sedih dengan keadaannya sekarang. Pasien terlihat menyembunyikan bagian tubuhnya yang sudah diangkat.
Apakah peran perawat yang dapat dilakukan dari kasus di atas?
A. Memberikan informasi kepada pasien untuk menutupi bagian tubuhnya
B. Memberikan informasi tentang karsinoma mammae
C. Memberikan pasien pemahaman untuk menerima keadaannya yang sekarang
D. Memberikan informasi tentang tanda-tanda infeksi luka post operasi
E. Memberikan informasi mengenai cara perawatan luka dirumah
JAWABAN: C. Memberikan pasien pemahaman untuk menerima keadaannya yang sekarang
PEMBAHASAN RASIONAL:
Perasaan yang timbul karena perbedaan dengan orang lain akan mempengaruhi persepsi seseorang terhadap dirinya. Gangguan citra tubuh adalah konfusi dalam gambaran mental tentang diri-fisik individu dengan karakteristik gangguan pandangan tentang tubuh seseorang (misal: penampilan, struktur, fungsi), gangguan struktur tubuh, persepsi yang merefleksikan perubahan pandangan tentang penampilan tubuh seseorang, mengihndari melihat tubuh, dan menyembunyikan bagian tubuh. Memberikan pemahaman tentang penerimaan kondisinya saat ini sangat penting dilakukan perawat untuk meningkatkan rasa kepercayaan diri yang diharapkan mampu meningkatkan harga diri seorang pasien terhadap citra tubuhnya.
TIPS MENJAWAB:
Eliminasi jawaban D dan E terlebih dahulu, karena terlihat mirip dan bukan merupakan masalah utama yang sedang dialami pasien.
Selanjutnya perhatikan kalimat penanda “pasien mengatakan penampilannya menjadi berbeda dengan perempuan pada umumnya, pasien mengatakan sedih dengan keadaannya sekarang. Pasien terlihat menyembunyikan bagian tubuhnya yang sudah diangkat”. Hal ini akan membawa anda pada pilihan jawaban yang tepat.
REFERENSI:
NANDA, 2018. Nursing Diagnoses : Definitions & Classification 2018-2020. Philadelphia: NANDA International.
24. Seorang laki-laki berusia 45 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan sesak dan batuk. Tekanan darah 140/90 mmHg, frekuensi napas 33x/menit, frekuensi nadi 96x/menit, ada retraksi otot sela iga, dan ditemukan ronkhi diseluruh lapang paru. Saturasi oksigen 90% dan tes sputum BTA (Bakteri Tahan Asam) hasilnya positif.
Apa intervensi utama pada kasus tersebut?
A. Pengaturan posisi semi fowler
B. Kolaborasi pemberian oksigen
C. Bantu pasien untuk batuk efektif
D. Lakukan tindakan postural drainase
E. Ajarkan teknik bernapas diafragma
JAWABAN: C. Bantu pasien untuk batuk efektif
PEMBAHASAN RASIONAL:
Masalah utama yang tampak pada kasus adalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas. Dengan tindakan yang tepat akan dapat mengatasi masalah pada pasien. Tindakan pemberian posisi fowler bertujuan mempermudah pengembangan dada. Pemberian oksigen bertujuan untuk meningkatkan saturasi Oksigen di jaringan. Teknik batuk efektif dilakukan untuk membersihkan sekresi dari jalan napas atas. Postural drainage bertujuan mengalirkan sekresi dari saluran napas menggunakan energi gravitasi pada pasien yang tidak sesak. Sedangkan pernapasan diagfragma bertujuan memaksimalkan pengembangan bagian bawah paru.
TIPS MENJAWAB:
Perhatikan kalimat penanda “utama”, artinya tentukan terlebih dahulu masalah utama pasien.
Kalimat pada kasus seperti “ditemukan ronkhi diseluruh lapang paru” akan membawa anda pada pilihan jawaban yang tepat.
REFERENSI:
Somantri, Irman. 2012. Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan Sistem Pernapasan.
25. Wanita usia 35 tahun dirawat dengan keluhan nyeri pada lengan kanan akibat luka bakar setelah terkena air panas, dari hasil pengkajian di peroleh data pasien mengalami luka bakar derajat I, TD 120/80 mmHg, Nadi 100 x/menit, Suhu 370C, RR 20 x/menit.
Apakah yang harus dilakukan oleh perawat pada kasus diatas?
A. Memantau pernafasan pasien
B. Melakukan perawatan untuk syok
C. Mendinginkan luka bakar dengan air dingin
D. Melepaskan pakaian yang menempel pada luka
E. Menutup luka bakar dengan kassa steril atau bersih yang kering dan tidak lengket
JAWABAN: C. Mendinginkan luka bakar dengan air dingin
PEMBAHASAN RASIONAL:
Hal-hal yang dilakukan sebagai penanganan awal luka bakar akibat air panas :
Jangan panik,bila bagian tubuh yang tersiram air panas tidak tertutup pakaian langsung siram dengan air dingin secara perlahan selama 10 menit. Bila yang tersiram adalah area yang tertutup pakaian siram langsung bagian tersebut setelah itu barulah buka pakaian dengan hati-hati, bila mengalami kesulitan dapat dilakukan pengguntingan pakaian lalu siram lagi bagian yang terluka dengan air dingin.
Rendam bagian tubuh yang tersiram air panas selama 15-20 menit didalam air misalnya air kran. Air sejuk akan menghambat perluasan kerusakan jaringan dan juga sebagai pereda nyeri sementara.
TIPS MENJAWAB:
Fokus pada pertanyaan “yang harus dilakukan oleh perawat”.
Secara rasional, hal yang dilakukan jika terkena air panas adalah mengurangi suhu pada bagian yang terkena air panas, maka pilihan jawaban A,B, D dan E dirasa kurang tepat dilakukan pertama kali.
REFERENSI:
Jong, D.S. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah edisi 3. EGC: Jakarta.
26. Seorang wanita berusia 63 tahun dirawat diruang penyakit dalam, saat perawat mengobservasi pernafasan diperoleh data bahwa pasien terlihat gelisah, terdapat retraksi otot pernafasan, nafas cuping hidung. Hasil pemeriksaan TTV diperoleh : TD 140/100 mmHg, Nadi 90 x/menit, RR : 32 x/menit, suhu : 380C.
Apakah masalah keperawatan utama pada klien diatas?
A. Ketidakefektifan pola nafas
B. Gangguan pertukaran gas
C. Gangguan rasa nyaman
D. Kecemasan
E. Hipertermi
JAWABAN: A. Ketidakefektifan pola nafas
PEMBAHASAN RASIONAL:
Data yang menonjol pada kasus baik minor maupun mayor mendefinisikan adanya masalah pada pola nafas pasien. Retraksi dinding dada, penggunaan nafas cuping hidung dan pernafasan yang cepat menandakan adanya gangguan pada pola pernafasan.
Ketidakefektifan pola nafas adalah diagnosa keperawatan yang didefinisikan sebagai tidak adekuatnya pertukaran udara saat inspriasi dan atau ekspirasi sehingga akan menyebabkan individu akan berusaha untuk bernafas dengan menggunakan cuping hidung atau menarik dada lebih keras.
TIPS MENJAWAB:
Perhatikan kalimat utama yang menunjukkan keluhan px saat ini, yaitu “retraksi otot pernafasan, nafas cuping hidung dan RR 32 x/menit”.
Pilihan jawaban C,D dan E dirasa kurang tepat dengan kondisi klinis pasien. Pilihan jawaban B dapat dipilih jika terdapat hasil pemeriksaan AGD.
REFERENSI:
NANDA, 2018. Nursing Diagnoses : Definitions & Classification 2018-2020. Philadelphia: NANDA International
27. Seorang perempuan berusia 55 tahun dirawat dengan luka di kaki kanan yang tidak kunjung sembuh akibat tertusuk paku 10 hari yang lalu, sudah berobat ke puskesmas tapi tidak sembuh-sembuh. Keadaan luka saat ini kemerahan dan terdapat pus. Pasien mengeluh lemah dan merasa ingin tidur, sering buang air kencing dan sering merasa haus serta berat badan menurun sejak 6 bulan yang lalu hingga 10 kg. Hasil pemeriksaan : TD 130/90 mmHg, RR 25 x/menit, Nadi 80 x/menit, suhu 380C.
Apakah masalah keperawatan utama pada kasus diatas?
A. Nyeri akut
B. Resiko infeksi
C. Gangguan pola tidur
D. Risiko ketidakseimbangan kadar glukosa darah\
E. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
JAWABAN: D. Resiko ketidakseimbangan kadar glukosa darah
PEMBAHASAN RASIONAL:
Data yang menonjol pada kasus baik minor maupun mayor mendefinisikan adanya resiko ketidakseimbangan kadar glukosa darah. Pasien riwayat tertusuk paku 10 hari yang lalu dan luka di kaki kanan yang tidak kunjung sembuh. Pasien mengeluh lemah dan merasa ingin tidur, sering buang air kencing dan sering meraa haus serta berat badan menurun sejak 6 bulan yang lalu hingga 10 kg.
Resiko ketidakseimbangan kadar glukosa darah adalah resiko terhadap bervariasinya kadar glukosa/ gula darah dalam rentang normal. Biasanya ditandai dengan penurunan berat badan, kurang pengetahuan tentang manajemen diabetes.
TIPS MENJAWAB:
Fokus pada pertanyaan “masalah keperawatan utama“.
Cermati kembali kasus, maka pilihan jawaban A dan C dapat dilewati karena kurang tepat.
Pilihan jawaban B dan E dapat dipilih, namun kembali lihat masalah yang muncul pada pasien serta keluhan- keluhan lainnya yang saling berkaitan, maka akan didapatkan jawaban yang tepat.
REFERENSI:
NANDA, 2018. Nursing Diagnoses : Definitions & Classification 2018-2020. Philadelphia: NANDA International.
28. Seorang perawat akan melakukan pemasangan kateter pada pasien laki-laki berusia 70 tahun dengan Kolik Ureter. Insersi kateter 13 cm, urin sudah keluar dan balon sudah diisi, setelah menarik balon tiba-tiba keluar darah.
Apakah tindakan yang dilakukan perawat selanjutnya?
A. Mengecek selang kateter
B. Menambahkan lidocain jelly
C. Menghentikan prosedur sementara
D. Menekan ujung kateter hingga masuk
E. Menganjurkan pasien untuk menarik nafas dalam
JAWABAN: C. Menghentikan prosedur sementara
PEMBAHASAN RASIONAL:
Prosedur pemasangan kateter yaitu diawali dengan memilih kateter sesuai dengan usia pasien, membersihkan area perineal dengan betadine, kemudian melumuri ujung kateter dengan jelly agar lebih mudah untuk dimasukkan. Setelah itu, masukkan selang kateter secara perlahan sambil meminta pasien untuk menarik nafas. Saat kateter sudah habis masuk, klem bagian tempat keluarnya urine, kemudian lakukan pengembangan balon dengan memasukkan 10cc Nacl kedalam selang, setelah itu lakukan penarikan selang secara perlahan. Jika saat menarik selang kateter tiba-tiba keluar darah maka hentikan prosedur sementara prosedur tersebut sambil melihat kondisi pasien, selanjutnya jika sudah dirasa aman kembali lakukan tindakan sampai terasa ada tahanan.
TIPS MENJAWAB:
Fokus pada pertanyaan “tindakan yang dilakukan perawat selanjutnya” pada kasus dimana tiba-tiba keluar darah saat menarik balon kateter.
Pilihan jawaban B, D dan E dirasa kurang efektif karena dapat memperburuk kondisi pasien.
Pilihan jawaban A juga tidak cocok untuk menjawab pertanyaan dilihat dari kasus.
REFERENSI:
Asmadi, 2008. Teknik Prosedural Keperawatan : Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika
29. Seorang perawat di ruang penyakit dalam akan melakukan fisioterapi dada pada pasien laki-laki berusia 30 tahun dirawat dengan keluhan batuk dan dahak susah keluar. Dari hasil pemeriksaan didapatkan bunyi ronkhi pada bronchial kiri bagian posterior. TD : 110/70 mmHg, Nadi: 100 x/menit, RR : 28 x/menit, Suhu : 370C.
Bagaimanakah pengaturan posisi yang tepat pada klien tersebut?
A. Tengkurap miring kekanan dengan kepala lebih rendah dari badan
B. Tengkurap miring kekiri dengan kepala lebih rendah dari badan
C. Terlentang miring kekiri dengan kepala sejajar dengan badan
D. Terlentang dengan kepala lebih rendah dari badan
E. Duduk merangkul bantal
JAWABAN: A. Tengkurap miring kekanan dengan kepala lebih rendah dari badan
PEMBAHASAN RASIONAL:
Fisioterapi dada merupakan tindakan keperawatan dengan melakukan drainase postural, clapping dan vibrating pada pasien dengan gangguan pernafasan. Postural Drainage (PD) merupakan cara untuk mengeluarkan sekret dari paru dengan mempergunakan gaya berat sekret itu sendiri. Pada PD posisi penderita ditempatkan sedemikian rupa sehingga dari lokasi kelainan paru terjadi pengeluaran sekret dengan bantuan gaya beratnya. Dalam kasus pasien diatas, berdasarkan hasil pemeriksaan didapatkan bunyi ronkhi pada bronchial kiri posterior yang dalam hal ini pasien diposisikan lebih rendah dari letak secret dengan memposisikan pasien tengkurap miring kekanan dengan posisi tredelenburg dengan kepala lebih rendah dari badan.
TIPS MENJAWAB:
“Dari hasil pemeriksaan didapatkan bunyi ronkhi pada bronchial kiri bagian posterior” yang artinya sekret berada di kiri depan, sehingga kita harus memposisikan pasien berlawanan dengan akumulasi sekret atau mengikuti gaya gravitasi.
Jawaban B dan C mungkin benar, namun jika melihat akumulasi sekret di bronchial kiri mungkin kurang efektif dilakukan.
REFERENSI:
Asmadi, 2008. Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika
30. Seorang laki-laki berusia 45 tahun dirawat diruang bedah mendapatkan cairan intravena via infuse pump dengan kecepatan 125 ml/jam perawat memeriksa daerah inserasi veinpuncture di daerah radialis berwarna merah, bengkak, hangat dan nyeri.
Manakah intervensi keperawatan yang harus dilakukan pertama kali?
A. mengompres daerah insersi
B. menghentikan infuse
C. memasang infuse ditempat lain
D. memperlambat tetesan infuse sampai 10 ml/jam
E. melepaskan infuse di tempat yang bengkak
JAWABAN: B. Menghentikan infus
PEMBAHASAN RASIONAL:
Kondisi kemerahan, hangat, nyeri dan bengkak pada daerah insersi merupakan indikasi terjadinya phlebitis yang menyebabkan jalur infus harus segera distop dan dipasang pada area lainnya. Phlebitis adalah inflamasi vena yang disebabkan baik oleh iritas dari terapi intravena.
TIPS MENJAWAB:
Fokus pada pertanyaan dimana dicari intervensi keperawatan yang pertama kali dilakukan pada kasus, maka jawaban A,C dan E dirasa kurang tepat.
Pilihan jawaban D juga dirasa kurang tepat jika melihat kondisi pasien yang sudah mengalami bengkak pada daerah insersi namun cairan intravena masih mengalir.
REFERENSI:
Brunner & Suddarth. 2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol 2. Jakarta : ECG.
31. Seorang laki-laki berusia 70 tahun dirawat diruang penyakit dalam dengan keluhan batuk dan sesak yang semakin memberat semenjak 1 minggu terakhir. Pada anamnesa didapatkan riwayat perokok, dan didiagnosa PPOK sejak 5 tahun yang lalu. Pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 150/90 mmHg, nadi 88 x/menit, frekuensi nafas 32 x/menit, edema tungkai. Manakah data diatas yang menunjukkan pasien mengalami Cor Pulmonale?
A. Tekanan Darah
B. Edema tungkai
C. Frekuensi nafas
D. Batuk produktif
E. Frekuensi Nadi
JAWABAN: B. Edema tungkai
PEMBAHASAN RASIONAL:
Cor Pulmonale adalah kondisi dimana terjadinya pembesaran dari jantung kanan (dengan atau tanpa gagal jantung kiri) sebagai akibat dari penyakit yang mempengaruhi struktur atau fungsi dari paru-paru atau vaskularisasinya. Penyebab yang paling sering adalah PPOK dimana perubahan dalam jalan nafas dan sekresi yang tertahan mengurangi ventilasi alveolar. Tanda dan gejala Cor Pulmonal diawali dengan nafas pendek dan cepat kemudian akan diikuti dengan peningkatan tekanan vena jugularis, dan edema tungkai.
TIPS MENJAWAB:
Fokus pada pertanyaan yang ditanyakan “ yang menunjukkan Cor Pulmonale”, maka pilihan jawaban A,C,D, dan E dirasa kurang tepat karena merupakan gejala dari PPOK.
REFERENSI:
Brunner & Suddarth. 2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol 2. Jakarta : ECG.
32. Seorang wanita berusia 45 tahun dirawat dengan keluhan nyeri dan bengkak pada area lutut yang sakit saat digerakkan, dan sulit untuk berjalan. Perawat sedang memberikan pendidikan kesehatan terkait jenis makanan yang perlu dibatasi oleh pasien (diagnose : Artithis Gout).
Manakah jenis makan yang perlu dibatasi?
A. Keju dan eskrim
B. Hati dan kerang
C. Juice dan susu
D. Salad dan buah segar
E. Kopi dan teh
JAWABAN: B. Hati dan kerang
PEMBAHASAN RASIONAL:
Arthritis Gout adalah penyakit yang disebabkan oleh menumpuknya asam/kristal urat pada jaringan, terutama pada jaringan sendi. Hal ini berhubungan erat dengan gangguan metabolisme purin yang memicu peningkatan kadar asam urat dalam darah (hiperurisemia) yaitu kadar asam urat dalam darah lebih dari 7,5 mg/dL. Pasien dengan penyakit ini harus mengkonsumsi makanan yang rendah purin dengan cara membatasi konsumsi diantaranya hati (jeroan) dan kerang.
TIPS MENJAWAB:
Fokus pada pertanyaan “ jenis makanan yang dibatasi” dengan diagnosa pasien Gout yang harus rendah purin, maka akan dengan mudah menemukan jawaban yang tepat.
REFERENSI:
Brunner & Suddarth. 2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol 2. Jakarta: ECG.
33. Seorang laki-laki berusia 35 tahun dirawat dengan keluhan luka pada telapak kaki kiri tidak sembuh-sembuh. Sebelumnya sekitar 3 bulan, pasien menginjak paku yang kemudian lukanya bertambah lebar, bernanah warna kuning kehijauan dan berbau. Selama 1 tahun terakhir, pasien mengatakan sering makan, sering merasa haus dan sering buang air kecil. Berdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan luka berukuran 4 cm x 3 cm dengan kedalaman 1 cm, bernanah dan berbau. GDS 215 mg/dL, suhu 380C dan leukosit 25000 gr%.
Apakah masalah yang muncul jika luka tidak sembuh pada pasien diatas?
A. Leukositosis
B. Hiperglikemia
C. Hipertermia
D. Bengkak pada kaki yang terkena
E. Amputasi pada kaki
JAWABAN: C. Hipertermia
PEMBAHASAN RASIONAL:
Peningkatan suhu atau demam saat terdapat luka dapat disebabkan oleh proses peradangan pada luka dan infeksi sekunder pada luka. Peningkatan suhu ini ditentukan oleh hipotalamus, struktur diotak yang berfungsi mengatur suhu tubuh. Ketika terjadi infeksi, agen asing akan dikenali oleh sistem imunitas tubuh, akibatnya terjadi ‘perang’ antara agen asing dengan pasukan pertahanan tubuh. Selama itu sel imunitas tubuh akan mengeluarkan zat-zat kimia aktif untuk memerangi agen asing yang akan dipindai oleh hipotalamus sebagai tanda bahaya dan meningkatkan suhu tubuh.
TIPS MENJAWAB:
Fokus pada pertanyaan “masalah yang muncul jika luka tidak sembuh”, maka abaikan jawaban A dan B karena kurang tepat.
Lihat pilihan jawaban C, D dan E, baca kembali kasus, dimana pasien mengalami luka dan luka tidak sembuh, maka akan terpikirkan bahwa luka akan menyebabkan perubahan pada tanda-tanda vital, maka akan ditemukan jawaban yang sesuai.
REFERENSI:
Brunner & Suddarth. 2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol 2. Jakarta : ECG
34. Seorang mahasiswa 20 tahun dirawat diruang perawatan bedah dengan keluhan nyeri pinggang pasca mengalami kecelakaan 2 minggu yang lalu. Nyeri dirasakan memberat saat berubah posisi ke duduk dan menjalar hingga ke lutut. Skala nyeri 5. Hasil pengkajian secara umum didapatkan pasien sering mengalami kesemutan pada tungkai , kekuatan otot menurun, RR 30x/menit, TD 140/90 mmHg, Frekeunsi nafas 20 x/menit. Pasien juga mengalami gangguan BAB dan BAK.
Apakah masalah keperawatan prioritas pada kasus pasien diatas?
A. Pola nafas tidak efektif
B. Nyeri akut
C. Hambatan mobilitas fisik
D. Gangguan eliminasi urine
E. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
JAWABAN: B. Nyeri akut
PEMBAHASAN RASIONAL:
Data yang menonjol pada kasus baik minor maupun mayor mendefinisikan adanya masalah nyeri. Keluhan nyeri pinggang pasca mengalami kecelakaan, nyeri dirasakan memberat saat berubah posisi ke duduk dan menjalar hingga ke lutut. Skala nyeri 5, dan diikuti peningkatan TD.
Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang digambarkan sebagai kerusakan ; awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan atau berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi.
TIPS MENJAWAB:
Fokus pada masalah utama pasien yaitu “nyeri pinggang pasca mengalami kecelakaan, nyeri dirasakan memberat saat berubah posisi ke duduk dan menjalar hingga ke lutut. Skala nyeri 5”.
Abaikan pilihan jawaban A, C, D dan E karena kurang tepat sesuai dengan keluhan pasien.
REFERENSI:
NANDA, 2018. Nursing Diagnoses : Definitions & Classification 2018-2020. Philadelphia: NANDA International
35. Seorang laki-laki umur 50 tahun, dirawat dengan keluhan lemah, haus. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 80/65 mmHg, Nadi 120 x/menit lemah dan dalam, muntah, mukosa mulut kering, turgor menurun, kesadaran apatis, kulit dingin, mata cekung, BB 50 kg. Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan kalium 2,9 mEq/L, Na 123 mEq/L.
Apakah masalah keperawatan utama pada pasien diatas?
A. Resiko kerusakan membrane mukosa oral
B. Kekurangan volume cairan
C. Kelebihan volume cairan
D. Nyeri akut
E. Muntah
JAWABAN: B. Kekurangan volume cairan
PEMBAHASAN RASIONAL:
Data yang menonjol pada kasus baik minor maupun mayor mendefinisikan adanya masalah pada volume cairan yang kurang. Keluhan keluhan lemah, haus, Nadi lemah dan dalam, muntah, mukosa mulut kering, turgor menurun, kesadaran apatis, kulit dingin, mata cekung.
Kekurangan volume cairan adalah penurunan cairan intravaskuler, interstesial dan atau intraseluler yang mengacu pada kondisi dehidrasi, kehilangan cairan saja tanpa diikuti perubahan pada natrium.
TIPS MENJAWAB:
Fokus pada masalah utama pasien yaitu “lemah, haus, Nadi lemah dan dalam”.
Abaikan pilihan jawaban A, C, D dan E karena kurang tepat sesuai dengan keluhan pasien.
REFERENSI:
NANDA, 2018. Nursing Diagnoses : Definitions & Classification 2018-2020. Philadelphia NANDA International
36. Seorang pasien laki-laki berusia 35 tahun dirawat dengan keluhan sulit bernafas mendadak dan perasaan tercekik, kuku sianosis, warna kulit pucat, denyut nadi lemah dan cepat, serta distensi vena jugularis. Berdasarkan hasil pemeriksaan analisis gas darah didapatkan hasil : pH 7.48, pCO2 30 mmHg, HCO3 21 mmHg.
Apakah status asam-basa pasien diatas?
A. Alkalosis respiratorik terkompensasi sebagian
B. Alkalosis metabolic dengan kompensasi asidosis repiratorik
C. Asidosis repiratorik dengan kompensasi alkalosis metabolic
D. Asidosis metabolic dengan kompensasi alkalosis repiratorik
E. Asidosis metabolic tanpa kompensasi
JAWABAN: A. Alkalosis respiratorik terkompensasi sebagian
PEMBAHASAN RASIONAL:
Alkalosis respiratorik adalah gangguan keseimbangan asam- basa yang disebabkan oleh pengeluaran CO2 yang berlebihan akibat hiperventilasi. Jika ventilasi paru meningkat, jumlah CO2 yang dikeluarkan akan lebih besar. Akibatnya HCO yang terbentuk berkurang dan H+ menurun. Sebagai upaya kompensasi ginjal akan mengekskresikan bikarbonat untuk mengembalikan pH ke dalam rentang normal. Tanda dan gejala klinis dari kondisi ini meliputi penglihatan kabur, nafas cepat dan dalam , denyut nadi lemah dan cepat dan distensi vena jugularis.
TIPS MENJAWAB:
Hasil AGD pH 7.48 (alkalosis), pCO2 30 mmHg (alkalosis), HCO3 21 mmHg (asidosis).
Lihat pH, pCO2 dan HCO3 kemudian bandingkan mana hasil yang sama dengan pH. Pada kasus, pH dan pCO2 sama-sama alkalosis maka gangguan keseimbangan asam basa yaitu alkalosis respiratorik.
Dikarenakan ketiga hasil pH, PCO2, dan HCO3 abnormal maka disebut sebagai terkompensasi sebagian.
REFERENSI:
Brunner & Suddarth. 2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol 2. Jakarta : ECG
Horne, M & Swearingen, P.L. 2001. Keseimbangan Cairan, Elektolit & Asam Basa Edisi 2. Jakarta : ECG
37. Ny. D umur 40 tahun dirawat dengan keluhan sebelumnya sempat mengalami kejang, nadi cepat namun lemah, hipotensi dan pusing, hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar natrium dalam serum 165 mEq/L dan kadar natrium dalam urin 225 mEq/24 jam, dan diketahui pasien memiliki riwayat penyakit diabetes dan banyak melakukan aktivitas olahraga yang berlebihan untuk menurunkan berta badan. Kelainan apa yang terjadi pada NY.D ?
A. Hipernatremia
B. Hiponatremia
C. Hipokalemia
D. Hipoalbuminuria
E. Hiperkalsemia
JAWABAN: A. Hipernatremia
PEMBAHASAN RASIONAL:
Hipernatremia adalah suatu keadaaan dimana kadar natrium dalam darah lebih dari 145 mEq/L darah dan osmolaritas serum lebih dari 95 mEq/L. Pada awal hipernatremia cenderung asimtomatik atau tidak menimbulkan gejala. Namun pada hiperkalemia yang berat, penderita akan mendapati gejala atau tanda-tanda yang akan muncul. Gejala tersebut muncul akibat dari adanya kerusakan pada otak. Beberapa gejala yang akan dirasakan oleh penderita meliputi kejang pada otot atau bahkan seluruh tubuh, nadi lemah , tekanan darah menurun, gelisah dan penurunan pengeluaran urine.
TIPS MENJAWAB:
Fokus pada pernyataan “keluhan sebelumnya sempat mengalami kejang” dan didukung dengan hasil laboratorium menunjukkan kadar natrium dalam serum
165 mEq/L dan kadar natrium dalam urin 225 mEq/24 jam.
Pilihan jawaban yang merujuk pada kasus, maka jawaban C, D dan E tidak tepat.
Jawaban A dan B sama-sama merujuk pada kasus yaitu ‘natrium’ , namun perlu dilihat hasil Laboratorium yang menunjukkan nilai kadar natrium tinggi.
REFERENSI:
Brunner & Suddarth. 2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol 2. Jakarta : ECG
Horne, M & Swearingen, P.L. 2001. Keseimbangan Cairan, Elektolit & Asam Basa Edisi 2. Jakarta : ECG
38. Seorang laki-laki usia 45 tahun dirawat dengan keluhan tersengat listrik 2 hari yang lalu saat ingin memasang teralis plafon rumah, luka bakar pada telapak tangan sampai ke lengan kanan, kaki kanan sampai alat vital klien.
Berdasarkan rumus nine of rule berapa persenkah luas luka bakar pada klien?
A. 27 %
B. 28 %
C. 37 %
D. 36 %
E. 19 %
JAWABAN: B. 28 %
PEMBAHASAN RASIONAL:
Berdasarkan hasil pengkajian pada kasus luka bakar di atas ditemukan luka bakar pada telapak tangan sampai ke lengan kanan, kaki kanan sampai alat vital klien. Untuk menentukan presentase luas luka bakar digunakan “rule of nine”.
TIPS MENJAWAB:
Pada daerah telapak tangan sampai ke lengan kanan = 9% , kaki kanan = 18 %, alat vital = 1% , maka total luas luka bakar pasien = 28 %.
REFERENSI:
Grace, P.A & Borley , R. 2007. At Glance Ilmu Bedah Edisi ketiga hal 87. Jakarta: Erlangga
Noer, S. dkk. 2018. Emergency Management of Major Burn Hal 12. Surabaya: PT Revka Petra Media
39. Seorang pria berusia 35 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan keracunan baygon 2 jam yang lalu. Pasien saat ini terpasang NGT untuk mengeluarkan cairan lambung. Pada saat pemasangan NGT pasien tampak mual dan ingin muntah.
Apakah tindakan yang dilakukan perawat selanjutnya sesuai kasus diatas?
A. Mengeluarkan selang NGT
B. Menambahkan lidocain jelly
C. Menghentikan prosedur sementara
D. Menganjurkan klien untuk menelan
E. Menekan ujung NGT hingga masuk
JAWABAN: C. Menghentikan prosedur sementara
PEMBAHASAN RASIONAL:
Prosedur pemasangan NGT diawal dengan mengukur panjang selang NGT dari ujung daun telinga lurus kehidung kemudian turun ke prosesus sipoidius. Kemudian mengoleskan jelly ke ujung selang NGT dan memasukkan ke lubang hidung yang bebas (tanpa ada sumbatan) secara perlahan dengan posisi kepala pasien sedikit tengadah ke belakang untuk memudahkan selang NGT masuk. Minta pasien untuk menelan untuk membantu selang masuk ke esofagus. Dalam hal ini perlu diperhatikan, jika pasien tiba-tiba mual atau ingin muntah, agar prosedur dihentikan sementara agar tidak terjadi aspirasi. Kemudian prosedur dapat dilanjutkan jika pasien sudah membaik dan tetap memperhatikan kondisi pasien saat memasukkan selang NGT secara perlahan.
TIPS MENJAWAB:
Fokus pada pertanyaan “tindakan yang dilakukan perawat selanjutnya” pada kasus dimana pasien ingin mual dan muntah saat pemasangan NGT.
Pilihan jawaban A, D dan E dirasa kurang tepat karena dapat memperburuk kondisi pasien.
Pilihan jawaban B juga tidak cocok untuk menjawab pertanyaan dilihat dari kasus.
REFERENSI:
Asmadi, 2008. Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika
40. Perempuan berumur 60 tahun dirawat diruang perawatan kardiovaskuler dengan diagnose IMA. Pasien mengeluh nyeri dada disebelah kiri menjalar ke lengan kiri sejak satu jam yang lalu dengan skala nyeri 7. Keluhan pasien disertai sesak nafas, bertambah berat dengan aktivitas dan berkurang dengan istirahat. Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik didapatkan TD 100/80 mmHg, Nadi 96 x/menit, RR 32 x/menit.
Apakah diagnose keperawatan utama pada pasien?
A. Penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan karakteristik miokard
B. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan aliran darah ke alveoli
C. Nyeri akut berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri
D. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penyempitan pembuluh darah arteri koronaria
E. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai oksigenmiokard dan kebutuhan
JAWABAN: C. Nyeri akut berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri
PEMBAHASAN RASIONAL:
Data yang menonjol pada kasus baik minor maupun mayor mendefinisikan adanya masalah nyeri. Keluhan nyeri dada disebelah kiri menjalar ke lengan kiri, skala 7, sesak nafas yang bertambah berat dengan aktivitas dan berkurang dengan istirahat.
Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang digambarkan sebagai kerusakan ; awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan atau berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi.
Infark Miokard Akut adalah kematian sel-sel miokard yang terjadi akibat kekurangan oksigen berkepanjangan yang bersifat sementara dan reversibel. Penyebabnya dalah penurunan suplai darah ke jantung akibat penyempitan aterosklerosis atau penyumbatan total arteri oleh emboli atau trombus yang bisa disebabkan karena syok atau perdarahan. Gejala yang khas adalah nyeri dada seperti diremas-remas, ditekan, ditusuk dan panas yang dapat menjalar ke tangan, leher punggung dan epigastrium.
TIPS MENJAWAB:
Fokus pada “diagnose keperawatan utama “.
Fokus pada pernyataan “IMA” , “nyeri dada disebelah kiri menjalar ke lengan kiri sejak satu jam yang lalu dengan skala nyeri 7” maka pilihan jawaban B, D dan E dapat dilewati.
Lihat kembali keluhan utama pasien yang muncul yang perlu segera untuk diatasi. Maka akan dengan mudah menemukan jawaban yang tepat.
REFERENSI:
NANDA, 2018. Nursing Diagnoses : Definitions & Classification 2018-2020. Philadelphia: NANDA International.
Brunner & Suddarth. 2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol 2. Jakarta : ECG.
Demikian kumpulan soal dan jawaban untuk ujian kompetensi ukom keperawatan. Dan Berikut ini juga kami sajikan Contoh Soal Konsep Dasar Keperawatan. Sekian dan Terimakasih
Posting Komentar untuk "Soal Uji Kompetensi UKOM Keperawatan"