Materi Pembelajaran 3 DKV - Perkembangan Desain Komunikasi Visual di Dunia Kerja Industri
Di bidang multimedia, Desain Komunikasi Visual berperan untuk menciptakan pesan multimedia yang mampu mempengaruhi orang lain. Melalui presentasi dinamis dan interaktif yang dipadukan dengan animasi, grafik, teks, audio, dan video, teknologi komputer dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan karya dan menciptakan kesan menyenangkan. Desain Komunikasi Visual juga berperan penting dalam memajukan bidang perfilman.
Kehadiran teknologi modern turut mendorong perkembangan dunia perfilman, khususnya animasi 3D. Desain Komunikasi Visual juga berperan penting dalam dunia periklanan. Sebagaimana yang kita ketahui, dunia periklanan makin canggih sehingga diperlukan tingkat kreativitas tinggi. Selain untuk menarik minat masyarakat, hal ini juga dilakukan demi meningkatkan kesadaran merek. Makin luas suatu merek dikenal masyarakat, angka penjualan produk atau jasa yang ditawarkan akan mengalami peningkatan.
Desain Komunikasi Visual di Dunia Industri 4.0
Dengan mengasah industri kreatif yang dapat menghasilkan sebuah karya alam memiliki nilai ekonomi yang tinggi selain contoh industri sebuah karya disebutkan diatas ada industri-industri lain yang sedang trending saat ini yaitu seperti youtuber, perfilman, fotografi, periklanan dan selebgram.
Perkembangan dan pertumbuhan Desain Komunikasi Visual tidak pernah bisa dilepaskan dengan kemajuan teknologi. Teknologi adalah keniscayaan bagi DKV. Sebagaimana teknologi dan manusia dalam memasuki Revolusi Industri fase keempat (Revolusi Industri 4.0), di mana teknologi digital berdampak masif terhadap kehidupan manusia di seluruh dunia.
Meskipun Revolusi Industri gelombang keempat ini tetap bertopang pada Revolusi Industri Ketiga. Hampir semua sektor seperti konsumsi, hiburan, media, infrastuktur, properti, keuangan, pendidikan, dan lain sebagainya senantiasa membutuhkan profesi desainer komunikasi visual. Fenomena ini membuka peluang tumbuhnya profesi-profesi baru terkait dengan DKV.
Teknologi Digital Desain Komunikasi Visual dalam Industri
Penggunaan teknologi digital dalam desain komunikasi visual dalam industri telah melalui jalan yang panjang. Kemajuan teknologi digital yang kemudian menggantikan teknologi analog dan manual sehingga bisa menghasilkan proses produksi yang lebih efisien dan bermutu tinggi hasilnya. Peralatan yang sebelumnya menggunakan teknologi analog beralih menggunakan komputer, kamera foto dan video.
Peluang dan Tantangan Desain Komunikasi Visual (DKV) di Era Sekarang
Kemajuan dalam bidang teknologi siber seperti internet of things (IoT), artificial intellegence (AI), dan cloud computing yang ditandai dengan adanya digitalisasi dan otomatisasi merupakan pertanda era Revolusi Industri 4.0. Tren yang berkembang ini memunculkan berbagai disrupsi yang tak pernah terpikirkan sebelumnya. Hadirnya teknologi yang serba digital telah menggeser cara orang-orang dalam berkomunikasi, bekerja maupun beraktivitas.
Lalu, bagaimana dengan desain komunikasi visual (DKV) sendiri? Banyaknya aplikasi mobile yang diunduh lewat smartphone semakin memudahkan siapapun untuk mengedit video, mengatur layout desain bahkan menggambar secara digital. Dengan kemajuan teknologi digital tersebut, kini siapapun bisa menjadi desainer grafis tanpa harus mempelajari DKV lewat lembaga pendidikan. Hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi mereka yang berkecimpung di dunia DKV baik mahasiswa, lulusan maupun praktisi.
DKV atau desain grafis tak sebatas penggunaan sofware komputer atau aplikasi mobile semata. Tapi berkaitan erat dengan ilmu-ilmu seperti tipografi, nirmana, ilustrasi, layout, dan lainnya. Lebih dari itu, DKV juga mencakup ilmu-ilmu seperti psikologi, komunikasi, pemasaran, branding hingga budaya. Hal inilah yang seringkali dilupakan oleh mereka yang tidak mempelajari DKV dan hanya mengandalkan keterampilan dalam mengoperasikan teknologi digital.
Secara umum istilah revolusi teknologi memanfaatkan komputer dan robot sebagai salah satu dasar dari perkembangan teknologi. Perubahan teknologi juga mempengaruhi besar pada bidang desain komunikasi visual.
Cara Pandang Baru DKV di Era Revolusi Industri 4.0
Memasuki era revolusi industri 4.0 adalah memasuki ranah industri baru yang serba bebas dan tanpa batas. Sebagai gambaran jika era-era sebelumnya, untuk mendesain/merancang karya desain grafis digunakan peralatan/perangkat kerja manual, disertai tahapan dan proses yang panjang dan rumit. Bahkan, hanya bisa dilakukan beberapa orang tertentu yang memiliki keahlian tertentu pula.
Dengan hadirnya teknologi komputer, tahapan dan proses kerja merancang/mendesain sudah mulai berkurang secara signifikan. Revolusi industri 4.0 dapat diartikan sebagai tahapan terjadinya perubahan besar dan radikal terhadap sistem produksi, di mana teknologi baru hadir sehingga mengubah cara manusia memproduksi sesuatu, termasuk cara kerja desainer DKV.
Revolusi Industri 4.0 dipahami bahwa segala sesuatu serba komputerisasi, atau otomasi dan rekonsiliasi data guna mewujudkan sesuatu karya rancangan yang cerdas (smart). Terstruktur dalam karya desain yang cerdas ini adalah cyber physical system (sistem siber-fisik), Internet untuk Segala (IoT), komputasi awan (cloud), dan komputasi kognitif. Semuanya serba digital. Sistem siber-fisik mengawasi proses fisik, menciptakan salinan dunia fisik secara virtual, dan membuat keputusan yang tidak terpusat. Kemudian, melalui IoT, sistem siber-fisik berkomunikasi dan bekerja sama satu sama lain dan dengan manusia secara bersamaan. Lewat cloud, disediakan layanan internal dan lintas organisasi, yang dimanfaatkan oleh berbagai pihak di dalam rantai nilai karya DKV. Era Industri 4.0 akan terus menghadirkan banyak perubahan dalam dunia DKV yang tidak mungkin bisa dibendung.
Terdapat tiga hal yang membedakan Revolusi Industri 4.0 dengan revolusi industri sebelumnya dalam dunia DKV, yaitu:
- Pertama, inovasi desain berkembang dan terdistribusikan jauh lebih cepat dibandingkan sebelumnya.
- Kedua, penurunan biaya produksi sehingga menyebabkan perubahan pada seluruh sistem produksi, manajemen, dan tata kelola.
- Ketiga, revolusi terjadi secara global dan berpengaruh besar di hampir semua negara di dunia.
Perlu diketahui bahwa kehadiran revolusi industri 4.0 adalah memaksa manusia memasuki dua dunia, yaitu dunia riil dan dunia virtual. Internet of things yang merupakan ruh di era ini mengondisikan manusia secara personal dan komunal sangat bergantung kepada dunia virtual, yang semakin hari semakin complicated dan smart. Untuk menghadapi hal tersebut tidak ada cara lain kecuali adalah mengubah cara pandang lama ke yang baru. Cara pandang adalah kerangka konseptual/gagasan dalam melihat suatu fenomena/situasi yang bisa memengaruhi sikap dan tindakan seseorang. Terkait dengan cara pandang dalam menghadapi RI 4.0, kalau cara memandang kehadiran RI 4.0 sebagai sesuatu yang negatif, maka RI 4.0 menjadi sebuah ancaman yang mengerikan, di mana Revolusi industri keempat akan menggilas banyak orang, bahkan ribuan orang akan kehilangan pekerjaan, hidup yang sudah nyaman akan terganggu, dan seterusnya. Karena dengan pesatnya perkembangan teknologi digitalisasi maka peran manusia setahap demi setahap namun pasti akan diambil alih oleh mesin otomatis.
Konsep Industri Hijau di Dunia Kerja Industri DKV
Definisi industri hijau, industri yang berkelanjutan atau definisi yang lebih luas seperti Green Development atau Green Economy seringkali diangkat dari sudut pandang yang beragam sehingga terminologi tersebut saat ini dapat memiliki dimensi yang luas. Konsep industri hijau tidak hanya terkait dengan pembangunan industri yang ramah lingkungan tetapi juga berhubungan dengan penerapan sistem industri yang terintegrasi, holistik dan efisien.
Pencapaian industri hijau menjadi perhatian penting bagi industri, karena akan memperoleh banyak keuntungan sebagai dampak efisiensi dan efektivitas proses produksi yang dijalankan, sehingga mampu meningkatkan daya saing industri.
Produksi pada industri melalui suatu siklus dari bahan material industri hingga menjadi barang jadi sebagai outputnya. Siklus industri terdiri atas :
- Tahap praproduksi Terdiri dari perancangan rencana produksi dan persiapan sumber daya produksi baik manusia maupun material.
- Tahap produksi Terdiri dari alur utama proses produksi dimana terjadi proses pengolahan materi produksi hingga menjadi bahan jadi dengan menggunakan peralatan sesuai dengan tata sistem operasional produksi yang berlaku.
- Tahap paska produksi Terdiri dari proses pengakhiran seperti uji kelayakan, pengemasan produk, dan pengiriman atau distribusi produk.
Siklus produksi pada suatu industri yang berjalan dapat memberikan dampak-dampak negatif terhadap lingkungan seperti :
- Polusi (udara, air, tanah, dan suara).
- Eksploitasi sumber alam yang berujung pada kerusakan dan habisnya sumber alam.
- Limbah sisa proses produksi (padat, cair, dan gas) yang berbahaya.
- Sampah sisa produk yang tidak bisa diguna ulang atau didaur ulang secara alami.
Konsep industri hijau berupaya memperhatikan proses produksi secara maksimal pada efisiensi dan efektifitas sumber daya yang berkelanjutan (sustainable resources) sehingga fungsi lingkungan hidup dapat terjaga kelestariannya dan bermanfaat bagi masyarakat. Semua upaya industri hijau tersebut dilakukan sejak tahap praproduksi hingga paska produksi.
Upaya-upaya dalam melaksanakan operasional konsep industri hijau adalah sebagai berikut :
- Bahan baku diupayakan dari bahan baku yang dapat diperbarui (renewable resources) sehingga tidak merusak lingkungan. Pada saat perancangan hingga purwarupa harus sudah direncanakan jenis bahan bakunya, secara mutu, jumlah dan keamanannya terhadap lingkungan. Begitu pula dengan bahan baku penggantinya bila diperlukan.
- Pembangkitan dan pemanfaatan energi dengan secara efisien sehingga mengurangi efek rumah kaca akibat meningkatnya emisi CO2 dari hasil pembangkitan energi. Bisa juga dengan menerapkan teknologi yang bebas emisi gas CO2 misalnya dengan dinamo turbin air atau kincir angin.
- Penghematan energi pada peralatan pada saat proses produksi secara lebih efisien dan efektif dengan cara perhitungan kalkulasi dan pengaturan pembagian daya dengan tepat serta menggunakan peralatan yang lebih hemat penggunaan energinya.
- Penggunaan peralatan produksi yang tidak banyak menghasilkan limbah baik cair, padat maupun gas.
- Pengupayaan pada hasil produk yang tidak merusak lingkungan pada saat didistribusikan dan dipakai oleh masyarakat dengan cara pemenuhan syarat 3R (reduce, reuse,and recycle) secara maksimal.
Posting Komentar untuk "Materi Pembelajaran 3 DKV - Perkembangan Desain Komunikasi Visual di Dunia Kerja Industri"